MAKALAH INTERAKSI MANUSIA DENGAN KOMPUTER ‘’DESAIN RASIONALITAS”


MAKALAH
INTERAKSI MANUSIA DENGAN KOMPUTER


‘’DESAIN RASIONALITAS”


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-Nya makalah dengan judul ‘’Desain Rasionalitas” dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Interaksi Manusia Dengan Komputer. Makalah ini berisi penjelasan tentang ’Desain Rasionalitas.

Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua yang menggunakannya.

                                                                        Bandar Lampung, 17 Desember 2017

                                                                           
                                                            
                                                                                       (Kelompok 5)




BAB I
PENDAHULUAN
Interaksi manusia dan komputer adalah sebuah hubungan antara manusia dan komputer yang mempunyai karakteristik tertentu untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan menjalankan sebuah sistem yang bertopengkan sebuah antarmuka (interface). Atau interaksi manusia komputer merupakan sekumpulan proses, dialog dan kegiatan dimana melaluinya pengguna memanfaatkan dan berinteraksi dengan komputer. Interaksi manusia dan komputer suatu disiplin ilmu yang menekankan pada aspek desain, evaluasi, dan implementasi dari sistem komputer interaktif untuk kegunaan manusia dengan mempertimbangkan fenomena-fenomena di sekitar manusia itu sendiri. Juga merupakan suatu studi ilmiah tentang masyarakat di dalam lingkungan kerjanya.teknologi ini telah dikenal jauh-jauh sebelum ilmu sains dan teknik. Karena sebuah teknologi informasi sering dikaitkan dengan suatu penemuan baru yang lebih mempermudah dari penemuan lama. Contohnya walaupun penemuan yang sudah sangat lama misalnya seperti roda, maka masih juga disebut sebuah teknologi karena lebih memudahkan dari yang lama berupa delondongan kayu.

Komputer pertama kali diperkenalkan secara komersial pada tahun 50-an, mesin ini sangat sulit dipakai dan tidak praktis. Disebabkan karena komputer merupakan mesin yang sangat mahal dan besar, hanya dipakai di kalangan tertentu, misalnya para ilmuwan /ahli-ahli teknik.

Komputer pribadi (pc) diperkenalkan pada tahun 70-an, dengan ini prkembangan penggunaan teknologi ini secara cepat dan mengagumkan ke berbagai penjuru kehidupan (pendidikan, perdagangan, pertahanan, perusahaan, dan sebagainya). Kemajuan-kemajuan teknologi tersebut mempengaruhi juga rancangan sistem. Sistem rancangan dituntut harus bisa memenuhi kebutuhan pemakai, sistem harus mempunyai kecocokan dengan kebutuhan pemakai atau suatu sistem yang dirancang harus berorientasi kepada pemakai. Pada awal tahun 70-an ini, juga mulai muncul isu teknik antarmuka pemakai (user interface) yang diketahui sebagai man-machine interaction (mmi) atau interaksi manusia-mesin.

Para peneliti akademis mengatakan suatu rancangan sistem yang berorientasi kepada pemakai, yang memperhatikan kapabilitas dan kelemahan pemakai ataupun sistem (komputer) akan memberi kontribusi kepada interaksi manusia-komputer yang lebih baik. Maka pada pertengahan tahun 80-an diperkenalkan istilah human-computer interaction (hci) atau interaksi manusia-komputer





















BAB II
PEMBAHASAN

A. DESAIN RASIONALITAS
Dalam merancang sistem komputer manapun, diambil keputusan-keputusan yang terkait dengan perancangan untuk mengakomodasi kebutuhan user kedalam sistem. Kadangkala sulit untuk mengungkapkan kembali alasan atau rasionalitas yang melandasi keputusan-keputusan tersebut.
Rasionalitas design (design rasionality) adalah informasi yang menjelaskan alasan mengapa suatu keputusan dalam suatu tahap perancangan / desain sistem komputer dibuat atau diambil, termasuk deskripsi struktural atau arsitektural dan deskripsi fungsi atau perilakunya.
Beberapa keuntungan rasionalitas desain:
  • Dalam bentuk yang eksplisit rasionaitas desain menyediakan makanisme komunikasi diantara anggota tim desain sehingga pada tahapan desain atau pemeliharaan( maintenance), anggota tim memahami keputusan kritis/penting mana yang telah dibuat,alternatif  apa saja yang telah diteliti, dan alasan apa yang menyebabkan suatu alternatif  dipilih diantara alternatif  lain.
  • Akumulasi pengetahuan dalam bentuk rasionalitas desain untuk suatu set produk dapat digunakan kembali untuk mentransfer hal yang berhasil dalam suatu situasi ke siatuasi yang lainnya yang mirip.
  • Usaha yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah rasionalitas desain  memaksa desainer untuk bersikap hati-hati dalam mengambil suatu keputusan desain.

Pada area IMK, rasionalitas desain secara khusus memiliki arti penting untuk beberapa alasan:
·         Umumnya tidak ada satu alternative desain yang terbaik. Desainer dihadapkan pada kondisi trade-off antara alternatif  berbeda yang ada. Rasionalitas desain digunakan untuk mendaftar pilihan yang ada dan mengkomunikasikan pilihan tersebut.
·         Meskipun terdapat solusi yang optimal, ruang lingkupnya terlalu besar untuk langsung dapat ditemukan. Sehingga perlu dasainer mengindikasikan semua alternatif  yang telah diselidiki.
·         Usability sistem interaksi sangat bergantung pada konteks penggunaannya. Memperhatikan konteks keputusan perancangan yang dibuat akan membantu proses perancangan sistem yang baru nantinya. Jika konteksnya sama dengan yang lama, maka rasionalitas desain dapat di adopsi tanpa revisi, sebaliknya jika konteksnya berubah, maka rasionalitas desain ditelaah kembali dan dihilangkan alternatif yang tidak sesuai.
B. RASIONALITAS DESAIN BEORIENTASI PROSES (PROCESS-ORIENTED DESIGN RATIONALE)
Sebagian besar rasionalitas desain mengadaptasi bentuk issu-bassed information system (IBIS) yang merepresentasikan dialog perencanaan dan desain, dan dikembangkan pada tahun 1970-an oleh Rittel. IBIS dibuat dalam bentuk hirarki, issue sebagai akar dan mempresentasikan masalah utama atau pertanyaan yang dituju oleh argument. Berbagai position dihubungkan secara langsung dengan issue Sebagai solusi potensial.masing-masing position ditunjang oleh argument.Hirarki ini dapat berkembang kelevel berikutnya dengan berkembangnya issue menjadi beberapa sub-issue.


C. ANALISIS RUANG DESAIN (Design Space Analysis)
Maclean dan rekan-rekannya mengembangkan pendekatan rasionalistas desain yang lebih detail dengan menekankan pada struktur post hoc dari ruang alternative desain yang muncul pada proyek perancangan. pendekatan ini disusun dalam bentuk Question, Option, dan Criteria (QOC) dan disebut sebagai designspace analysis. Struktur ruang desian ini dimulai dengan Question yang merupakan masalah  utama dalam perancangan. Option ini memberikan alternative solusi terhadap question. Option yang ada dinilai berdasarkan beberapa criteria untuk menentukan mana yang paling menguntungkan.
Kunci dari design space analysis system yang efektif terletak pada pemilihan question yang benar dan criteria yang tepat untuk menilai option. Question awal yang diangkat harus cukup umum sehingga dapat mengakomodasi sebagian besar ruang desain yang mungkin namun juga spesifik sehingga dapat diberikan option yang jelas.Menentukan criteria terhadap suatu option yang tepat dapat menjadi suatu hal yang sulit. Tehnik QOC menyarankan untuk menggunakan criteria yang umum seperti prinsip Usability.
D. RASIONALITAS DESAIN PSIKOLOGIS(Psychological Design Rationale)
Kategori rasionalitas desain yang terakhir adalah Psychological Design Rationale yang mencantumkan secara ekspilit aspek psikologis  dan usability system interaktif  untuk membuat produk yang sesuai dengan tugas yang dilakukan user. Psychological Design Rationale bertujuan untuk menunjukkan konsekuensi dari desain terhadap tugas yang dilakukan user.
Tahap dari Psychological Design Rationale adalah mengidentifikasi tugas yang akan dilayani oleh system dan mengkarakteristikan tugas tersebut dalam pertanyaan user dalam rangka mengerjakan tugas tersebut. sebagai contoh, dalam perancangan program bantuan untuk mengoperasikan smalltalk, programmer akan melakukan tugas yang menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut.
·         Apa yang dapat saya lakukan ? operasi atau fungsi apa yang dapat dilakukan pada lingkungan programmer ini ?
·         Bagaimana program ini bekerja ? bagaimana fungsi-fungsi yang ada saat bekerja ?
·         Bagaimana saya menggunakannya ? Begitu saya mengetahui operasi yang akan saya lakukan, bagaimana membuat programmnya ?
Untuk setiap Pertanyaan, dibuat sekumpulan scenario perilaku user dan system untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dengan membuat Psychological Design Rationale diaharapkan desainer akan semakin memperlihatkan sifat tugas yang dilakukan user dan memanfaatkan konsekuensi suatu desain untuk memperbaiki rancangan berikutnya
.

MY FAV

Nulis itu susah nggak ?

Menulis itu gampang-gampang susah, sesusah apasih?ya nggak tau laah ya haha menurutku nulis itu susah, capek soalnya hahaha, serius serius...